Pengertian bullying menurut psikolog Andrew Mellor adalah pengalaman yang terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain dan ia takut apabila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi sedangkan korban merasa tidak berdaya untuk mencegahnya. Bullying tidak lepas dari adanya kesenjangan power/kekuatan antara korban dan pelaku serta diikuti pola repetisi (pengulangan perilaku).
UNSUR BULLYINGPengertian tersebut didukung oleh Coloroso (2006: 44-45) yang mengemukakan bahwa bullying akan selalu melibatkan ketiga unsur berikut;
- Ketidakseimbangan kekuatan (imbalance power). Bullying bukan persaingan antara saudara kandung,
bukan pula perkelahian yang melibatkan dua pihak yang setara. Pelaku
bullying bisa saja orang yang lebih tua, lebih besar, lebih kuat, lebih
mahir secara verbal, lebih tinggi secara status sosial, atau berasal dari
ras yang berbeda;
- Keinginan
untuk mencederai (desire to hurt).
Dalam bullying tidak ada kecelakaan atau kekeliruan, tidak ada
ketidaksengajaan dalam pengucilan korban. Bullying berarti menyebabkan kepedihan emosional
atau luka fisik, melibatkan tindakan yang dapat melukai, dan menimbulkan
rasa senang di hati sang pelaku saat menyaksikan penderitaan korbannya;
- Ancaman agresi lebih lanjut. Bullying tidak dimaksudkan sebagai peristiwa yang
hanya terjadi sekali saja, tapi juga repetitif atau cenderung diulangi;
- Teror. Unsur keempat ini muncul ketika ekskalasi bullying semakin meningkat.
Bullying adalah kekerasan sistematik yang digunakan untuk mengintimidasi
dan memelihara dominasi. Teror bukan hanya sebuah cara untuk mencapai
bullying tapi juga sebagai tujuan bullying.
1. Mengatakan hal yang tidak menyenangkan atau memanggil seseorang dengan julukan yang buruk;
1. Pengucilan
- Ortu yg suka mengancam, memaki, membandingkan atau melakukan kekerasan thd anak
- Guru yg suka memberi hukuman dan mengatai anak didiknya
- Anak yg dididik oleh ortu pelaku bullying
- Anak yg terbiasa dimanja shg menganggap semua orang harus tunduk terhadap kemauannya
·
JENIS-JENIS BULLYING
-
Bullying fisik, yaitu jenis bullying yang melibatkan kontak fisik
antara pelaku dan korban. Perilaku yang termasuk, antara lain: memukul,
menendang, meludahi, mendorong, mencekik, melukai menggunakan benda, memaksa
korban melakukan aktivitas fisik tertentu, menjambak, merusak benda milik
korban, dll.
-
Bullying
verbal melibatkan bahasa verbal
yang bertujuan menyakiti hati seseorang. Perilaku yang termasuk, antara lain:
mengejek, memberi nama julukan yang tidak pantas, memfitnah, pernyataan seksual
yang melecehkan, meneror, dll. Kasus bullying verbal termasuk jenis bullying
yang sering terjadi dalam keseharian namun seringkali tidak disadari. Dampak
dari bullying verbal sering tidak kelihatan tetapi dapat menyebabkan trauma
psikologis bagi korban.
-
Bullying relasi sosial adalah jenis bullying bertujuan menolak
dan memutus relasi sosial korban dengan orang lain, meliputi pelemahan harga
diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan atau penghindaran.
Contoh bullying sosial antara lain: menyebarkan rumor, mempermalukan seseorang
di depan umum, menghasut untuk menjauhi seseorang, menertawakan, menghancurkan
reputasi seseorang, menggunakan bahasa tubuh yang merendahkan, mengakhiri
hubungan tanpa alasan, dll.
-
Bullying elektronik merupakan merupakan bentuk perilaku bullying
yang dilakukan melalui media elektronik seperti komputer, handphone, internet,
website, chatting room, e-mail, SMS, dll. Perilaku yang termasuk
antara lain menggunakan tulisan, gambar dan video yang bertujuan untuk
mengintimidasi, menakuti, dan menyakiti korban.
apa faktor penyebab bullying?
hubungan keluarga ; keluarga merupakan tempat belajar anak yang pertama. ketika ada perilaku dari orang tua atau orang dewasa lainnya, pasti anak akan melakukan imitasi (meniru). bila orang tua suka memaki,mengejek, hingga suka memukul dan sebagainya, bisa jadi anak akan "terprogram" bahwa perilaku tersebut lazim dilakukan , karena orang tuanya pun begitu. hal itu yang bisa memicu anak menjadi pelaku bullying. juga ketika anak tidak diberikan pengetahuan dan pengertian tentang tata krama, norma dan nilai , maka bisa jadi apa yang ia lakukan dianggap biasa saja (anonimitas)
teman sebaya : ketika anak mulai mengenal lingkungan sosial, mereka cenderung lebih senang berkumpul dengan teman sebaya, mulai ingin mandiri dan melepaskan diri dari keluarga, sehingga perilaku bullying juga bisa dikarenakan konformitas. atau bisa jadi karena adanya persaingan dalam peer group. kemudian secara psikis, anak dan remaja belum mampu mengatasi emosi mereka secara positif.
media; media merupakan sarana yang cukup berpengaruh untuk menjadi penyebab seseorang melakukan bullying. jika media tidak berhati-hati dalam menyajikan informasi yang mengandung unsur kekerasan, anak cenderung meniru. terlebih lagi, saat ini hampir tidak ada anak yang tidak menonton televisi, menggunakan internet, dan mengakses media lainnya.
kasus bullying memang bisa terjadi, dan sulit untuk diberantas. karena itu berhubungan dengan banyak sekali faktor, dan beragam pemicu perilaku itu. tapi setidaknya, penting sekali untuk memberi informasi sedari dini pada anak, mencegah mereka tidak memiliki bibit-bibit bullying. sangatlaaah penting komunikasi dari orang tua, keluarga untuk mencegah mereka, agar tidak melampiaskan emosi negatif mereka kepada orang lain..
jika semua marah, lalu siapa yang kan meredam?