yup.. kalo mau mencerna konsep yang menjadi judul di atas...
ya bagus sihh, sejak kecil, bermanfaat bagi sekitar.
cuma, kadang ini jadi salah kaprah diartikan masyarakat luas. kok bisa?
kadang orang berpikir, kalo bisa bermanfaat dari kecil, harus punya modal yang cukup, yaitu pendidikan sejak dini..
lhaaaa.. ini nih, kadang orang tua terpacu kepada hal yang bersifat akademik itu, dan terkadang pula, tidak sesuai dengan kondisi psikologi si anak..
misalnya nih, anak diajar berhitung pada umur 3 tahun. wow.. memang, mungkin itu akan mengembangkan kognisinya, tapi bila tidak diimbangi dengan kebutuhan umurnya, bahwa masa anak adalah masa bermain, maka tidak akan menjadikan anak pribadi yang baik, secara emosi..
bahkan sekarang, kurikulum pendidikan formal di Indonesia, mendukung sekali adanya konsep itu, dan menjadi salah kaprah juga. adudududuuuuh.... tambah parah dong.
pikirkan, kita berhasil mencetak pribadi yang unggul, secara intelektual, katakan seperti itu, tetapi tidak secara manajemen emosi,spiritual dan psikologis . bisa-bisa banyak orang tambah stres !
tambah penuh dong rumah sakit jiwa.. hahahha
bagaimana bila kita berusaha mencerna konsep ini, bahwa bermanfaat sedini mungkin, namun kita pertimbangkan kebutuhan anak yang lain.sesuaikan dengan umurnya, sesuaikan dengan perkembangannya.
ingat ! lihatlah keunikan, dan nilai positif dari si anak, bukan tuntutan-tuntutan saja yang harus diberikan..
amati bakat dan kemampuan, lalu bantu kembangkan supaya bisa bermanfaat :)
bukankah itu lebih baik?
....bermanfaat ato dimanfaatkan yak?
BalasHapusKok akoe cenderung melihatnya bukan dari sisi agar anak berkembang, tapi sekedar memenuhi ambisi orang tuanya pribadi.