Jumat, 28 September 2012

mengapa tawuran...?

tawuran pelajar sedang menjadi sorotan akhir-akhir ini. apalagi memakan korban jiwa.

sebenarnya, tawuran pelajar bukanlah hal yang baru lagi bagi masyarakat. tetapi lama-lama ini menjadi sebuah deviasi dan patologi sosial dalam kehidupan masyarakat. mengapa tawuran terjadi? dan mengapa sampai saat ini seolah menjadi 'wajar'?

tawuran, merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial, yang biasanya dilakukan dengan cara berkelahi secara berkelompok. alasan tawuran bisa bermacam-macam, namun biasanya disebabkan konflik salah satu dari anggota kelompok. dan rata-rata semua terjadi karena emosi semata, lalu penyelesaian konflik secara damai tidak berhasil atau bahkan lebih memilih menyerang lawan sebagai penyelesaian konflik yang paling baik.

namun, kita perlu melihat lebih dalam lagi, mengapa sih anak-anak jaman sekarang sangat muda tersulut emosi dan sangat agresif?

adanya sifat agresi yang begitu tinggi, bisa disebabkan kurangnya kontrol diri dalam individu. kontrol diri untuk menghadapi stimulus dan informasi yang ia terima, dan bagaimana ia merespon juga mngontrol keputusan yang ia terima. sayangnya, kontrol diri ini harus dilatih, dan diajarkan. nah, hal ini berhubungan dengan akhlak, karakter, dan hal ini tidak diajarkan di pendidikan formal.

dan sayangnya lagii, paradigma masyarakat mengenai pendidikan lebih menuju ke pendidikan formal, masih cukup tinggi. semua orang tua menganggap bahwa pendidikan formal adalh satu paket yang lengkap.
padahal? sekali lagi, pendidikan tak hanya di sekolah, tetapi dalam keluarga. namun, orang tua tampaknya belum sadar betul, pentingnya pendidikan karakter yang harus dibina di lingkungan keluarga, bukan di sekolah.

lalu apa yang terjadi?
jika anak tidak mampu mengontrol dirinya, maka ia sulit untuk menyaring stimulus yang ia hadapi, baik positif, maupun negatif. jika terlalu banyak stimulus yang direspon tanpa disaring,apalagi itu negatif, membuat anak menyimpan stimulus itu dan di realisasikan dengan tindakan.

semoga fenomena tawuran ini menjadi 'tamparan' cukup keras bagi orang tua yang mendengar,menyaksikan berita ini, atau bahkan hampir menjadi bagian dari fenomena ini. bahwa orang tua perlu bekerja keras untuk membangun pondasi diri anak, yaitu KARAKTER.

untuk menyelesaikan fenomena ini pun tidaklah mudah..perlu banyak pihak yang saling membantu. baik dari pihak sekolah, orangtua, bahkan psikolog pun, membantu menyelesaikan masalah ini.

sebagai psikolog, tentunya perlu kita analisa, kita cari tahu mengapa anak-anak ini sampai melakukan tawuran, dan dalam beberapa kasus, sering melakukan aksi ini. apakah mereka mempunyai masalah, lalu diproyeksikan dengan tindakan anarkis?

namun, sampai saat ini, tampaknya psikolog belum mau turun tangan secara total menghadapi masalah ini..
tapi bagaimana pun juga, ini tugas bersama.

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. anak-anak itu moga-moga pada tobat kalo udah gede & pny istri, ngerasain pny anak. tulisan keren, observatif dan literalis banget.i've read a psychologist's article already today.

    BalasHapus